Tiga Kedudukan Dzikir Menurut Pangersa Abah Anom (Bagian 3)
Wasilah artinya ialah sesuatu yang dengannya mencapai dan mendekatkan diri kepada Allah
Dalam muqaddimah kitab Miftahus Shudur, KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin QS menyatakan tiga kedudukan dzikir. Pertama sebagai hal yang paling agung dan utama. Kedua, amalan yang paling utama dalam mendekatkan diri pada Allah Swt. Ketiga, wasilah yang paling menghubungkan manusia dengan Tuhannya.
Wasilah artinya ialah sesuatu yang dengannya mencapai dan mendekatkan diri kepada Allah Swt, berupa ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Orang yang beriman dituntut untuk mencari wasilah dalam rangka mendekatkan diri pada-Nya.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung. [Surah Al-Māʾidah: 35]
Orang yang beriman pada kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw diperintahkan untuk bertaqwa pada Allah Swt, takut pada-Nya dan memelihara diri dari apa saja yang tidak diridhai-Nya, serta diperintahkan untuk mencari jalan dengan sungguh-sungguh dan semangat agar lebih dekat pada Allah. Caranya dengan istiqamah menjalankan ketaatan, menjauhi kemaksiatan dan kemungkaran, serta beramal shalih sebagai bekal untuk menghadap-Nya.
Ada juga yang mendefinisikan wasilah sebagai suatu kedudukan dan derajat yang sangat tinggi di surga, dan kita dianjurkan untuk memohon pada Allah agar mendapatkannya.
Baca juga: Tiga Kedudukan Dzikir Menurut Pangersa Abah Anom (Bagian I)
Yang diinginkan melalui wasilah ini ialah kita bisa sampai pada Allah. Sampai pada-Nya bukan berarti sampai kepada-Nya secara jarak, tetapi meraih kedudukan dekat dengan-Nya dan meraih ridha-Nya. Singkatnya, mencari wasilah ialah mencari sarana untuk dekat dengan-Nya, mendapat ridha-Nya, dan cinta kepada-Nya.
Wasilah ini bisa dilakukan dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban qalbu (al faraidh al qalbiyah) seperti mencintai-Nya, takut (khauf), berharap (raja’), bertobat (inabah), serta bertawakal pada-Nya. Juga, melaksanakan kewajiban yang melibatkan tubuh atau pun fisik seperti berzakat, haji, shalat, membaca Al Qur’an, dzikir, serta berbuat baik (ihsan) kepada sesama baik dengan harta, ilmu, ketenaran dan penghormatan, tenaga dan lainnya, serta memberi nasihat kepada hamba-hamba Allah. Semua hal tersebut, baik amalan yang bersifat qalbu (qalbiyah) maupun amalan yang melibatkan fisik/badan dapat mendekatkan diri pada Allah Swt.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______