Temuan Arkeologis Runtuhkan Dakwaan Palsu Zionis

Temuan arkeologis itu meruntuhkan dakwaan palsu, fiksi, dan kebohongan Zionis

Demi mewujudkan cita-cita Zionisme dan menciptakan tali penghubung antara sejarah bangsa Yahudi dengan Negara Pendudukan Israel, Organisasi Zionisme Internasional berupaya keras memanipulasi sejarah Arab Palestina kuno dan merekayasa pembuatan sejarah kota suci al-Quds dengan mengerahkan sekumpulan ilmuwan dan dana miliaran dolar.

Meski demikian temuan-temuan arkeologis di Palestina yang dinilai sebagai dokumen sejarah -yang memiliki keabsahan paling kuat dan tidak diragukan kebenarannya- berpihak kepada bangsa Arab-Muslim. Temuan arkeologis itu meruntuhkan dakwaan palsu, fiksi, dan kebohongan Zionis. Fakta-fakta arkeologis tersebut sekaligus menyingkap kebohongan dan mitos-mitos dalam kitab Talmud.

Adanya kontradiksi antara peristiwa-peristiwa yang termaktub dalam Perjanjian Lama dengan penemuan-penemuan arkeologis, menghadirkan kekecewaan dan rasa putus asa mendalam di kalangan para ilmuwan. Sehingga, dengan sangat terpaksa, mereka memutuskan hubungan dengan Perjanjian Lama untuk mempertahankan fakta-fakta ilmiah yang mereka temukan. Para ilmuwan yang objektif menyadari bahwa bersandar pada riwayat-riwayat Taurat dirasakan sebagai pekerjaan yang sia-sia.

Kesaksian Ilmuwan

Arkeolog paling terkemuka berkebangsaan Yahudi, Israel Falkenstein, yang dinobatkan sebagai bapak arkeologi abad ini memberikan kesaksian tentang tidak adanya relasi antara Yahudi dan al-Quds. Kesaksian Falkenstein itu dinyatakan dalam sebuah laporan yang dipublikasikan oleh majalah The Jerusalem Report. Dalam laporan tersebut, dia mengakui bahwa tidak seorang pun arkeolog Yahudi mendapatkan bukti historis atau arkeologis yang mendukung narasi Perjanjian Lama; bahwa ‘janji Tuhan’ tentang keberhakan bangsa Yahudi atas bumi Palestina tidak terbukti secara ilmiah. Oleh sebab itu, ‘janji Tuhan’ itu lebih tepat disebut sebagai dongeng daripada fakta keagamaan.

Baca juga: Indonesia Desak PBB Akhiri Kekerasan di Palestina

Falkenstein meragukan kebenaran kisah Nabi Daud a.s., sosok dalam Taurat yang paling banyak bersentuhan dengan al-Quds berdasarkan kepercayaan agama Yahudi. Dia menyatakan:

“Tidak ada fakta historis yang bisa membuktikan bahwa bangsa Yahudi pernah menjadikan al-Quds sebagai ibu kota dan bahwa kelak dari keturunan mereka akan lahir sosok pemimpin yang akan mewujudkan apa yang mereka klaim sebagai kuil Ketiga, atau (fakta) yang bisa membuktikan kebenaran tentang pernah berdirinya kerajaan Yudea. Itu semua tidak lebih dari imajinasi fiktif”.

Lebih jauh Falkenstein menegaskan tentang tidak adanya argumentasi yang bisa membuktikan perihal Imperium Yahudi yang membentang dari Mesir hingga sungai Eufrat. Kalaupun dahulu benar- benar pernah berdiri kerajaan Yudea berdasarkan penuturan Taurat, maka hakikatnya tidak lebih dari sekumpulan suku, yang sekiranya pernah terjadi perang di antara mereka, maka perang itu pun hanya peperangan kecil antarsuku. Adapun klaim terkait Kuil Sulaiman tidak pula diketemukan bukti arkeologis bahwa kuil tersebut benar-benar pernah ada.


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi