Tarekat Dzikir Membentuk Politik Perenial
Politik adalah kepedulian Rabb, sehingga Dia pun turun terlibat untuk berpolitik
Acap kali politik divisualisasikan sebagai hantu pemberi kengerian bagi kehidupan yang aman, damai, dan bahagia. Terlintas di arus bawah sadar banalitas politik satwa yang penuh pendakuan, kebencian, dan juga “pendapatan” yang dijumpai keserakahan.
Tentu saja politik bukan tindak kejahatan. Politik adalah alat sistem menuju tatanan kehidupan jamaah yang lebih baik. Pangersa Abah Anom berpolitik. Wali Songo berpolitik. Nabi juga berpolitik. Bahkan Rabb Al Jalil pun berpolitik: duta-Nya diutus, kalam-Nya diturunkan dan disyiarkan, hikmah-Nya dialirkan. Politik adalah kepedulian Rabb, sehingga Dia pun turun terlibat untuk berpolitik, demi kemaslahatan kehidupan jamaah (manusia).
Hati: Ruang Memori Bawah Sadar
Hati (qalb) kita bagi ruang memori. Bila ia dipenuhi kebencian, refleksinya adalah kebencian. Bila dipenuhi kebaikan logika, refleksinya adalah kebaikan etika. Bila dipenuhi keindahan estetis, refleksinya adalah hikmah teologis.
Pangersa Abah Anom (1990:319-320) menjelaskan bahwa hati (qalb) merupakan tempat pengetahuan (ruang memori) yang esensial. Ia merupakan potensi batin yang sangat mengendalikan (rabbaniyah), yang mengendalikan seluruh anggota badan (ucapan dan perbuatan).
Baca juga: KH Wahfiudin: Dua Tantangan Umat Manusia, Ekonomi dan Politik
Tema lain, hati bagai cermin yang menampilkan (memantulkan) gambar pengetahuan (ingatan). Bila pengetahuan dalam hati baik, pantulannya adalah kebaikan. Bila buruk, maka pantulannya adalah keburukan.
Maka apa yang ditalqinkan di hati kita? pengetahuan apa yang kita masukkan ke dalam memori kita selama ini? Bagaimanapun kita dilahirkan suci, tanpa membawa kebencian dan kehinaan. Kenapa kemudian kita menjadi pembenci dan penghina?
Bila kita benci berarti ada memori kebencian di hati. Kalau kita membinatangi orang lain, berarti ada binatang yang mengendap di arus bawah sadar kita. Bila kita berpolitik dengan jalan merendahkan orang lain, maka sesungguhnya rendah itu adalah kita. Bila kita saling merendahkan, berarti kita sama-sama rendah. Kita sama-sama sedang mengekspresikan apa yang ada di dalam hati kita.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______