opini

Kita dilahirkan untuk bekerja. Qalbu kita bekerja dengan dzikir. Allah sebagai tujuan dan ridha-Nya sebagai barometer perbuatan.

Dzikir diharapkan membakar, qalbu manusia, sehingga di dalamnya hanya ada Allah dan tidak ada selain-Nya (Miftahus Shudur, juz 2, hlm. 20).

Pangersa Abah Anom berpolitik. Wali Songo berpolitik. Nabi juga berpolitik. Bahkan Rabb Al Jalil pun berpolitik: duta-Nya diutus,

Kedua contoh tersebut cukup menjadi bukti bahwa TQN Suryalaya bersifat inklusif, menerima ajaran tarekat dari manapun yang memenuhi kriteria.

Mengapa para sahabat Nabi Saw rela meninggalkan rumah dan pekerjaannya yang sudah jelas yang ada di Mekah menuju Madinah,

Jadi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah atas berkah rahmat atau pertolongan Allah. Ini bukti bahwa Allah sayang dengan bangsa Indonesia.

Tarekat adalah organisasi yang tidak memerlukan badan hukum, karena tarekat adalah organisasi spiritual yang dipimpin seorang WALI MURSYID,

Apakah kita berencana untuk menjadikan LD-TQN sebagai ormas besar dalam sejarah? Kalau ya, maka kita perlu juga belajar dari sejarah...

Hanya ikan yang mati yang membiarkan dirinya terseret terbawa arus. Ikan yang hidup selalu mampu melawan arus untuk menunaikan misi,

Abah Anom itu memang Mursyid thariqah yang Allah persiapkan untuk membimbing murid-murid di zamannya. Setiap orang ada zamannya.