Sabar Itu Tak Ada Batasnya

Itulah kebanyakan manusia, memanjakan nafsu dan rela menjadi budaknya

Sebelumnya sudah dikisahkan, Abu Yazid al-Bisthami adalah orang shalih yang hidup pada abad 9 M. Lahir di Bistham, Persia. Kakek Abu Yazid adalah seorang penganut Zoroaster yang kemudian masuk Islam.

Pada masanya, Syaikh Yazid adalah salah seorang guru zaman. Beliau hidup sezaman dengan dua figur besar lainnya, yaitu Syaikh Junaid al-Baghdadi di Baghdad Irak dan Syaikh Dzun Nun al-Misri di Mesir. Dalam tradisi sufisme/tasawuf, Syaikh Yazid adalah tokoh yang memperkenalkan ajaran fana/annihilation, yakni semacam kondisi kejiwaan pada diri seorang sufi, ketika berbagai jenis dan level kesombongan telah hilang, hingga dia merasa bahwa diri/ke-aku-annya telah musnah, dan yang ada hanyalah ‘Aku’, Allah SWT. Capaian ini tentu diperoleh dari latihan ruhani yang panjang dan sangat berat.

Dikisahkan, Syaikh Yazid sering berziarah kubur. Suatu malam, Beliau tengah berjalan pulang dari sebuah area pemakaman. Seorang pemuda bangsawan mendekatinya sambil bermain kecapi.

“Ya Allah, selamatkan kami,” ucap Syaikh Yazid.

Mendengar itu, pemuda tadi mengangkat kecapinya dan melemparkannya ke kepala Syaikh Yazid. Darah mengucur dari kepala beliau, sementara kecapinya pun patah. Pemuda itu tengah mabuk sehingga tidak menyadari siapa yang dipukulnya.

Syaikh Yazid kembali ke pondokannya dan menunggu hingga pagi. Beliau kemudian memanggil salah seorang muridnya dan bertanya, “Berapa harga sebuah kecapi?”


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______
Rekomendasi