Kurusetra, istilah yang tidak asing untuk orang yang mengikuti kisah pewayangan. Ya, Kurusetra adalah tempat terjadinya perang besar yang melibatkan dua bersaudara yaitu Pandawa dan Kurawa. Dikenal dengan perang Baratayudha.
Baratayudha menjadi simbol pergulatan antara kebenaran dan kejahatan. Kebenaran pada pasukan Pandawa dan sebaliknya kejahatan pada pasukan Kurawa.
Dalam penyebaran Islam di Nusantara, kisah ini sering diangkat Raden Mas Said yang kemudian hari bergelar Sunan Kalijaga. Ia menyebarkan ajaran agama Islam dengan pendekatan seni budaya, khususya seni pewayangan. Kisah yang sering dijadikan tema dalam pagelarannya adalah Baratayudha.
Kenapa Sunan Kalijaga menggunakan simbol Baratayudha? Karena perang Baratayudha menggambarkan peperangan yang terjadi di dalam setiap diri. Peperangan melawan hawa nafsu menjadi peperangan terbesar manusia. Peperangan terjadi di dalam hati nurani setiap manusia. Hati nurani (qalbu) menjadi simbol “Padang Kurusetra” dalam peperangan itu.
Baca juga: Ketika Para Imam Mendukung dan Membela Kaum Sufi
Dalam sebuah hadits Riwayat Baihaqi, Rasulullah berkata kepada para sahabat: “Kita baru saja pulang dari jihad (perang) kecil menuju jihad terbesar.” Sambil terperangah para sahabat bertanya: “Apakah gerangan perang terbesar itu wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab, “perang menaklukan hawa nafsu (diri sendiri)”.
Perang terbesar dan tersulit memang menaklukan diri sendiri. Perang Baratayudha mengisahkan Arjuna, tokoh utama dari pihak Pandawa, merasa berat ‘hati’ ketika hendak menghancurkan Kurawa. Bagaimanapun juga Kurawa adalah saudara sendiri.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______