Kepergian Ulama Adalah Hilangnya Ilmu Pengetahuan

Dalam catatan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) hingga 04 Juli 2021, sudah 584 kiai yang wafat. Ini belum ditambah misalnya dengan kepergian KH. Zainuddin Djazuli Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso, atau Dr. KH. Ahmad Lutfi Fathullah, Direktur Pusat Kajian Hadis serta KH. Abdul Rasyid Syafi’i pendiri Ponpes Al Qur’an Asy Syafi’iyah yang wafatnya hampir dalam waktu yang bersamaan.

Padahal ulama adalah pewaris para nabi yang memiliki fungsi amat penting di tengah umat. KH. Husein Muhammad bahkan menyebutkan bahwa kepergian ulama adalah hilangnya ilmu pengetahuan.

“Ini sungguh memilukan hati, trenyuh dan duka menghujam kalbu. Manakala ulama tak ada lagi di tengah-tengah kita, maka kita hidup bagai dalam dunia temaram atau bagai berjalan di kegelapan malam,” ungkapnya melalui akun instagramnya pada Senin (12/07/2021).

مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ , وَنَجْمٌ طُمِسَ ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ

“Kematian ulama adalah kehilangan yang tak tergantikan, kebocoran yang tak bisa ditambal dan bagai bintang yang redup. Kematian satu komunitas awam lebih ringan daripada meninggalnya seorang ulama”. Baca juga…

Menurut Ulama asal Cirebon ini, ulama adalah pembawa lampu dalam kehidupan. Mereka hadir untuk mencerdaskan pikiran dan menyinari hati manusia yang gelap seraya menyampaikan misi profetik bahwa setiap orang adalah bagian dari komunitas dunia (bersaudara) dan ciptaan Allah yang terhormat. Sepanjang nafas yang berembus ulama sejati mengajak siapa saja untuk saling menyayangi, menciptakan perdamaian.

“Aku membayangkan hari-hari yang akan datang. Bagaimana kelak negeri ini,” imbuhnya.

Apa yang disampaikan oleh pendiri Fahmina Institut sejatinya bukan hanya hasil penalaran akal sehat dan kegelisahan Nurani, tapi juga selaras dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw 14 abad silam. Baca juga…

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus dengan mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya maka mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan (HR. Bukhari).


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi