Kaya Bersyukur atau Fakir Bersabar, Mana Yang Lebih Utama?

Abu Shalih berkata, “Tidak lama kemudian para fuqara’ Muhajirin kembali ke Rasululla Saw dan berkata, “Ternyata teman-teman kami yang banyak harta telah mendengar yang kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan seperti itu!” Rasulullah Saw bersabda, “Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya!” (HR. Muslim)

Hadits ini dinilai oleh ulama menunjukkan bahwa orang kaya yang bersyukur itu lebih utama dari orang fakir yang bersabar.

Adapun para wali mengetahui betapa sulit dan pahitnya kefakiran pada diri seseorang. Para wali melihat bahwa jalan kewalian itu ialah dengan melawan hawa nafsu. Dan kefakiran itu lebih tepat untuk mengobati hawa nafsu dibanding kekayaan yang sesuai dengan keinginan dan kecenderungan diri.

Baca juga: Hati-hati Kefakiran Dekat Dengan Kekufuran

Lalu mengapa kefakiran itu lebih utama ketimbang kekayaan menurut para wali? Alasannya karena kefakiran itu dapat mengobati diri yang dikuasai hawa nafsu dan melawan keinginan-keinginannya yang muncul dari kecintaan pada harta.

“Semakin kamu melawan nafsumu, maka semakin dekat kamu dengan Tuhan-mu,” tegas Syekh Yusri.

Justru bagi orang kaya, kekayaan itu membuat hawa nafsu makin kuat karena sesuai dengan naluri diri. Para wali memandang usaha melawan nafsu bukan lah pada hal yang sesuai dengan nafsu.

Sudut pandang inilah yang membedakan mengapa menurut ulama orang kaya yang bersyukur lebih baik dari orang sabar yang bersyukur, dan sebaliknya menurut para wali.

Baca juga: Ibnu Mubarak, Sufi Dermawan yang Melunasi Hutang Pemuda

Adapun pandangan Syekh Yusri terhadap dua pendapat tersebut ialah dengan menghimpun pendapat keduanya yakni dengan mengatakan “Apa yang ditakdirkan untukmu, itulah yang lebih baik bagi dirimu.”


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi