Cara Mudah Berprasangka Baik pada Allah

Setiap muslim pasti akan menemui ajalnya. Namun Nabi berpesan agar jangan sampai di antara kaum muslimin yang wafat kecuali dalam kondisi berbaik sangka kepada Allah Swt.

لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وجل

Janganlah salah seorang di antara kamu mati kecuali ia berbaik sangka kepada Allah ‘Azza wa Jalla (HR. Muslim).

Berbaik sangka kepada Allah bisa lebih mudah dilakukan jika disertai oleh baiknya amal. Sebab dengan berbuat aneka kebajikan (husnul ‘amal) maka baik sangka kepada Allah lebih mudah hadir. Sebaliknya jika perbuatan buruk mengiringi, prasangka buruk jadi lebih mudah timbul.

Sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa perintah untuk berbaik sangka ini merupakan perintah yang diiringi juga untuk selalu berbuat baik. Karena seseorang tidak berprasangka baik kecuali setelah ia beramal baik.

Baik sangka kepada Allah maksudnya ialah senantiasa memiliki harapan (ar raja’) kepada Allah serta selalu menaruh harapan pada-Nya dan berharap akan ampunan-Nya.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa makna di balik berbaik sangka kepada Allah (husn adz dzan billah) ialah berprasangka bahwa Allah Swt senantiasa merahmatinya.

Selalu berharap dengan kasih sayang Allah ini berdasarkan perenungan (tadabbur) terhadap ayat Al Qur’an dan hadis Rasulullah Saw yang bicara tentang kemurahan dan ampunan-Nya. Misalnya seperti hadis Qudsi berikut ini:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي

Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku. (HR. Bukhari).

Dalam kitab Fathul Bari’, Al Qurthubi menjelaskan bagaimana berprasangka baik itu. Menurutnya, berprasangka baik itu maksudnya, ketika berdoa ia berprasangka selalu diijabah. Ketika bertobat, ia berprasangka bahwa tobatnya diterima. Demikian pula ia berprasangka baik mendapat ampunan Allah ketika beristighfar. Berprasangka akan mendapat pahala ketika melakukan amal ibadah sesuai dengan syarat dan ketentuan karena berpegangan pada kebenaran janji-Nya. Karena sungguh Allah tidak pernah ingkar janji.

Lebih lanjut diterangkan, bahwa siapa yang berkeyakinan atau berprasangka bahwa Allah tidak menerima tobatnya, Allah tidak mengabulkan doanya atau tidak mengampuni dosanya sehingga menilai upayanya tidak bermanfaat maka hal itu sejatinya ialah bentuk putus asa dari rahmat Allah Swt. Dan hal tersebut merupakan salah satu dosa besar. Akan tetapi perlu diingat, bahwa ketika seseorang berprasangka ia mendapat ampunan sementara tekun berbuat dosa maka itu adalah bentuk kebodohan dan keterpedayaan.

#prasangka #hadis #muslim


Sekarang traktir Tim TQNNEWS gak perlu ribet, sat-set langsung sampe!
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
______
Rekomendasi