Bagaimana Hakikat Taubat Menurut Pangersa Abah Anom?
Hakikat taubat ialah mengagungkan perintah Allah dalam segala keadaan
Kata taubat biasanya dimaknai dengan berhenti dari melakukan kesalahan, atau mulai melakukan kebaikan yang biasanya ditinggalkan.
Bagaimana hakikat dari taubat? Dalam Miftahus Shudur juz 2, hlm. 24 disebutkan,”Hakikat taubat ialah mengagungkan perintah Allah dalam segala keadaan.”
Suatu hari seseorang mengajar. Sampai terdengar suara adzan ashar ia terus saja mengajar. Para murid yang diajar tidak fokus. Mereka ngobrol sehingga suasana menjadi berisik. Guru ini bergumam dalam hati, ini para murid kenapa tidak menghormati gurunya yang sedang mengajar. Tidak lama kemudian, guru ini disadarkan. “Bagaimana kita ingin dimuliakan makhluk, padahal tidak memuliakan Allah?” Rupanya panggilan adzan yang ia abaikan adalah tanda ia belum mengagungkan Allah dan panggilan-Nya.
Abah Anom ra menambahkan,”Siapa yang tidak mengagungkan perintah Allah dan tidak menyayangi makhluk Allah, maka ia jauh dari Allah.”
Baca juga: Wejangan Abah Anom Agar Pintu Kebahagiaan Terbuka
Sepertinya kita masih jauh dari Allah dan belum menerapkan hakikat taubat. Bila Abah Anom ra diceritakan beberapa menit sebelum adzan shalat fardhu sudah berwudhu, duduk di dalam masjid, dan siap mendengarkan suara adzan dan menegakkan shalat, maka itu termasuk bentuk mengagungkan perintah Allah.
Orang yang mengenal dan mengagungkan Allah biasanya bersikap welas asih kepada orang lain. Mengapa? Sebab, yang dilihat bukan hanya sosok manusia dengan karakternya yang beragam, namun juga dipandangnya sebagai makhluk Allah, ciptaan Allah dan di dalamnya ada ruh Allah.
Abah Anom ra mampu memandang seseorang bukan melihat karakter negatifnya, namun memandangnya sebagai makhluk Allah yang harus disayangi, segelap apapun perilakunya.
Terima kasih ya sudah support kami. Salam cinta penuh kehangatan :)
https://sociabuzz.com/tqnn/tribe
______